“Sedari kecil saya mengganggap air sebagai sebuah kesenangan untuk bermain, sampai kini anak-anak pun senang bermain tanpa menyadari begitu banyak ancaman didalamnya. Saya terus memimpikan air di Jakarta dapat jernih kembali. Namun setelah puluhan tahun berlalu, impian tersebut jadi kenyataan pahit. Ia semakin keruh oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Berawal dari hulu didaerah dataran tinggi, dalam perjalanannya menghilir, sang tirta melewati sungai-sungai yang dicemari oleh masyarakat, selanjutnya bertemu pabrik yang juga membuang lembahnya, sang tirta pun tercemar, ia menjadi racun yang mematikan. Berbagai upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak seakan tak sanggup membuat perubahan. Pola-pola pencemaran seakan membisu seperti keruhnya air layaknya pertanda polutan di atas permukaan air sungai, di pelosok-pelosok kota penuh sejarah ini”
Foto dan Teks : Yuan Adriles
